SATU PERBUATAN ANDA MEMBAWA PADA PERTOBATAN SEJATI

 

SATU PERBUATAN ANDA MEMBAWA PADA PERTOBATAN SEJATI



 Photo by Nicole Geri on Unsplash


Umat katolik saat ini sedang menyambut masa pertobatan yang ditandai dengan “Rabu Abu”. Dalam Rabu Abu umat katolik akan menerima tanda pertobatan melalui abu berbentuk salib yang dioleskan di dahi atau dalam masa pandemi covid-19 saat ini abu ditaburkan diatas kepala. Saat inilah perjalanan pertobatan seorang katolik dimulai. Pertobatan itu diwujudkan dalam tindakan nyata melalui perilaku pantang dan puasa hingga Jumat Agung nanti. Ada banyak bentuk pantangan, bisa berawal dari hal yang disukai, semisal seseorang suka berkata kasar, maka dia akan megambil pantang berbicara kasar. Ada juga jika dia suka makanan tertentu seperti daging ayam, maka dia akan pantang daging ayam selama masa pra paskah.

Sementaara itu puasa bagi orang katolik jauh lebih ringan dan bersahabat. Mengapa? Umat katolik saat berpuasa diperbolehkan tetap makan sebanyak tiga kali dalam sehari. Hanya saja untuk porsi makan akan dikurangi. Sederhananya begini, satu kali makan kenyang, dan yang dua kali makan setengah porsi atau seperempat porsi. See? Sangat ringan dan mudah nampaknya!

Mungkin kita dapat melihat bahwa dalam pantang dan puasa katolik ada sebuah kelonggaran! Ya jelas! Namun, bukan masalah banyaknya makan yang ingin disorot, tetapi puasa dan pantang dalam umat katolik lebih menekankan hal “menahan diri”, “mengontrol diri”, dan “menyadari diri” akan setiap hal yang diperbuat. Menahan diri untuk tidak melanggar pantang, terlihat sepele, namun jika itu melawan sebuah kebiasaan seseorang tentunya menjadi sesuatu yang berat. Melawan kebiasaan diri menjadi tantangan yang harus bisa ditaklukkan. Jika kita mengambil pantangan “berkata kasar” atau “pantang mengeluh”, banyangkanlah bagaimana perjuangan seseorang tersebut melawan kebiasaan buruknya selama empat puluh hari dalam masa pantang dan puasa.

Lebih jauh lagi, perlawanan kebiasaan buruk ini tentu harus didukung dengan “kontrol diri” yang sangat kuat. Jika seseorang tidak bisa mengontrol dirinya maka akan selalu jatuh kedalam jebakan yang sama,  jatuh kedalam dosa yang sama berulang kali dalam hidupnya. Untuk itulah pentingnya mengontrol diri dalam bertutur kata, bertindak dan berperilaku. Kontrol diri ini akan membawa orang pada “penyadaran diri”. Yang mana bagi saya ini merupakan titik puncak yang harus dicapai dalam masa pra paskah.

Menyadari diri, saya menyebut demikian, tidaklah mudah untuk mencapai fase ini. Memerlukan sebuah usaha keras melewati dua tahapan sebelumnya yakni menahan diri, dan mengontrol diri. Dalam fase menyadari diri, seseorang dibawa masuk kedalam dirinya sendiri. Penyadaran bahwa dirinya berdosa, penyadaran bahwa dia lemah dan selalu jatuh dalam dosa yang sama (seperti disebut dalam fase “mengontrol diri”). Untuk inilah penyadaran diri membawa pada pengakuan diri bahwa “ya Tuhan, saya berdosa”, “saya lemah”, dan “saya butuh rahmat pertolongan-Mu”. “Tersungkur aku dihadapan-Mu yang kudus. Dalam kegelapanku, dan kenistaanku, aku memohon rahmat kasih-Mu. Tolonglah aku untuk sedikit menilik terang-Mu”. Itulah yang hendaknya kita ucapkan pada Tuhan untuk memohon rahmat-Nya, hingga Dia sudi mengulurkan tangan-Nya.

Percayakah Anda bahwa Tuhan sudi mengulurkan tangan-Nya kepada kita yang kotor, hina, dan gelap ini? Ya tentu Tuhan sudi dan berkenan pada umat-Nya yang memiliki niatan bertobat. Wujudkan tobatmu selama masa pra paskah ini. Bukalah hati, budi, dan pikirmu, kemudian arahkanlah segenap dirimu menuju jalan pertobatan. Niscaya Tuhan sudi datang mendengar dan mengulurkan tangan-Nya untukmu. Dan ingat! Dalam tradisi katolik, wujud pertobatan itu juga hendaklah “diakukan” dan diungkapkan dalam bilik pengakuan melalui sakramen tobat.

 

 

16 Februari 2021

-DDK-

 

Selamat memasuki masa pantang dan puasa

0 Response to "SATU PERBUATAN ANDA MEMBAWA PADA PERTOBATAN SEJATI"

Post a Comment

Featured Post

AKU PUNYA SATU CITA-CITA

  AKU PUNYA SATUCITA-CITA   Photo by Mehdi Sepehri on Unsplash Dari saat masih kecil, seringkali kita ditanya oleh orang-orang tentang ...