Photo by Josue Escoto on Unsplash
Toleransi menjadi sebuah budaya dan
juga gaya hidup manusia beriman. Sebab iman yang baik itu perlu diwujudkan
dalam tindakan nyata. Apalah artinya jika “pengetahuan yang baik” itu hanya
sebatas pengetahuan saja tanpa ada wujud tindakannya? Maka sesuatu yang baik itu
harus juga dipadukan dengan perbutan. Mengapa? Agar ada keselarasan dari apa
yang diketahui dengan yang dilalukan. Jika
saya tau tentang sikap toleransi, maka saya harus betindak toleransi dalam
hidup sehari-hari.
Tindakan toleransi sendiri perlu didasari oleh
prinsip-prinsip kebaikan agar tidak keluar dari jalur dan terjadi penyimpangan.
Inilah ketujuh prinsip yang harus diketahui dalam melaksanakan toleransi.
1.
1. Keberagamanan
Perbedaan Dikehendaki Allah
Ingat bahwa
Allah sendiri yang menghendaki adanya keberagaman dan perbedaan. Semuanya perlu
dilihat sebagai sebuah keindahan. Sama halnya dengan sebuah makanan, jika kita
hanya makan nasi saja tentu akan hambar rasanya. Tetapi jika nasi itu
dilengkapi dengan berbagai macam lauk-pauk dan sayur tentuya akan sangat
menggugah rasa ingin mencecap dan mencicipinya. Keberagamanpun demikian, Allah
menciptakan kita berbeda satu dengan yang lain tentunya ada sebuah tujuan dan
maksud yang hendak disampaikan-Nya, tentunya agar kita manusia mau mengenal
satu degan yang lain.
2.
2. Manusia
Citra Allah
Kata citra
Allah tentunya tidak asig bagi kita. Manusia diciptakan sebagai citra Allah,
sebagai gambaran Allah. Tentu sebagai gambaran Allah, manusia memiliki dan
mewarisi sifat-sifat kudus (baik) dari sang pencipta kehidupan. Manusia juga
dibekali degan tiga hal istimewa dibandigkan dengan ciptaan yang lainnya, yakni
adanya Akal Budi, Hati Nurani, dan Kehendak Bebas. Dengan akal budi manusia
bisa menciptakan sesuatu bagi dirinya dan sesamanya. Degan hati Nurani, manusia
bisa merasakan apa yang dialami oleh orang lain. Dan dengan kehendak bebas,
manusia memiliki kebebasan untuk bertindak sesuatu sesuai denga napa yang
diinginkannya.
3.
3. Bertindak
Dengan Hati Nurani
Tindakan manusia,
tentunya harus diliihat dan “dipagari” oleh Hati Nurani. Mengapa? Ini menjadi
alarm bagi manusia untuk menilai apakah yang dilakukannya “baik” atau “tidak”.
Apakah yang dilakukannya sesuai dengan firman Tuhan atau justru bertentangan?
Jangan sampai manusia mendahulukan kehendak bebasnya dan EGO-nya lantas
melupakan kehadiran yang lain.
4.
4. Menerima
atau Ikhlas
Setelah
manusia bisa bertindak dengan hati nuraninya, maka dia akan dibawa pada tahapan
“menerima” dan “ikhlas” dalam hidupnya. Menerima adanya perbedaan, menerima adanya
keberagaman, dan secara terbuka mau bergandengan tangan membangun sesuatu yang
baik demi kehidupan Bersama.
5.
5. Sabar,
Menahan Diri, tetap Berpikir Positif
Menerima
sesuatu itu juga dibutuhkan kesabaran dan sikap menahan diri. Artiya disini
kita tidak mudahuntuk disulut “api” dan bertindak anarkis jika ada sesuatu yang
berbeda dengan pendapat, pemikiran, kepercayaan, dll. Disini kita ditekankan
untuk bisa mengendalikan diri kita agar tetap berpikir positif terhadap
perbedaan yang ada.
6. 6. Persaudaraan --> baca juga artikel tentang "137 RIBU BERSAUDARA"
Prinsip
persaudaraan perlu diwujudnyatakan disini, agar kita ingat bahwa semua manusia
itu bersudara. Jangan hanya berpikir bahwa saudaraku ialah “dia yang punya
hubungan darah denganku”, “saudaraku ialah dia yang sepemikiran denganku”,
“saudaraku ialah dia yang satu suku bangsa denganku”. Please, singkirkan
semua pikiran sempit itu. Kita semua ini keluarga besar “manusia ciptaan
Allah”. Manusia yang katanya sempurna namun tetap butuh “uluran kasih” dari
sesamanya (sama-sama manusia, dan sama-sama ciptaan Allah)
7.
7. Kesetaraan
Menuju Kesatuan
Nah… karena
manusia itu sama-sama sebagai citra Allah, sama-sama diciptakan oleh Allah,
sama-sama mengembara didunia untuk mendekatkan diri pada Allah; maka manusia
ini Tidak ada yang lebih tinggi dan rendah kedudukan atau derajatnya. Semuanya
sama dimata Allah. Yang membedakan adalah “amal baik dan perbuatan kita”. Sudah
sejuah mana saya berbuat dan menebar “kebaikan” yang bersumber pada “cita
kasih”? Nah… untuk itu mari kita berlomba dalam menebar kebaikan dan cinta
kasih, agar kita bisa tetap mejadi satu bagian dari SANG SUMBER “POHON KEBAIKAN”
yakni ALLAH sendiri.
16 Februari
2021
-DDK-
0 Response to "7 PRINSIP TOLERANSI"
Post a Comment